
Judul :
Prelude: Nada Rahasia Cinta
Pengarang :
Sam Umar
Penerbit :
teen@noura (NouraBooks)
Tebal :
267 hlm
Cetakan 1 :
April 2014
ISBN :
978-602-1306-18-5
Sinopsis:
Bach festival—Festival Musik Klasik
Sesuatu memang harus diungkapkan supaya enggak ada rasa sakit…
Ada
dua impian Tina. Kuliah musik di Leipzig dan menyaksikan Festival Bach. Satu
per satu impiannya terwujud. Dia pun belajar selo dengan Maria Tan, pemain selo
profesional idolanya. Dia juga dekat dengan Hans, seniornya yang jago main keyboard.
Dan
saat musim panas menjelang, Tina semakin bahagia. Akhirnya…
Fesstival Bach! Tina memilih Prelude dari Cello
Suite No. 1 untuk audisi festival. Dan ternyata, karya inilah yang menguak
rahasia-rahasia—tentang siapa sebenarnya Maria Tan, juga tentang perasaan Hans
yang sesungguhnya….
Comment:
Novel musikal pertama yang saya baca ini adalah terbitan NouraBooks
(teen2noura) yang seri festival. Menceritakan tentang Tina yang sukses meraih
mimpinya untuk bisa belajar musik (terutama selo) di Leipzig, Jerman.
Memperkenalkannya pada seorang sahabat bernama Hans, serta seorang dosen
favorit yang juga pemain selo profesional bernama Maria Tan. Hal itu juga
memberinya kesempatan untuk turut audisi guna meramaikan Festival Bach, yang
akan memperdengarkan kembali karya-karya komponis Jerman, Johann Sebastian Bach
pada musim panas ini. Sebenernya buku ini menambah pengetahuan saya tentang
musik klasik dan tentang Bach sendiri. Walaupun sebenarnya nggak ngerti-ngerti
amat sih, mungkin karena saya nggak begitu tertarik dengan musik klasik kali
ya. Tidak banyak sih yang bisa diceritakan kembali dari buku dengan cover
meriah ini. Karena di dalamnya kebanyakan berisi informasi mengenai Bach dan
karya-karyanya, yang dikemas dalam bentuk cerita menarik yang memadukan narasi
serta dialog dalam menjelaskannya. Meskipun jujur aja, saya sempet beberapa
kali mengantuk dan bosan saat membaca bagian itu, hihihihiii.
Meski tak melulu tentang musik, cerita yang mengiringi selanjutnya adalah kisah
cinta segitiga antara Tina, Hans, dan Nadine. Tina yang selama ini diam-diam
tertarik pada sahabatnya itu (meski dia tak menyadarinya sampai Nadine dekat
dengan Hans), merasa tak nyaman dengan Nadine yang mengaku suka dan
terang-terangan mendekati Hans. Lalu, yang membuat sebal, Hans sendiri
sepertinya bimbang akan situasi itu. Akhir yang tidak begitu memuaskan untuk
kisah cinta ini pun sempat membuat saya kecewa (segitu doang? gitu aja? Itulah
reaksi saya setelah membaca akhir kisah cinta Tina-Hans-Nadine ini. Tapi ya
sudahlah, mungkin karena fokus kisah ini lebih ke Bach dan musik-musiknya,
serta kecintaan Tina sendiri pada Bach, jadi membuat kisah cinta ini terkesan
ala kadarnya dan sedikit dipaksakan).
Dan
tentang Maria Tan, dosen cantik yang juga memiiliki kedekatan khusus dengan
Tina karena mereka sama-sama bermain selo. Dan bagi Tina, Maria seperti seorang
ibu yang selalu mendukungnya selama berkuliah di Leipzig. Karena ternyata,
orangtua Tina telah lama berpisah dan gadis itu tak pernah tahu menahu siapa
ibunya seumur hidupnya. Selama bertanya pada sang ayahpun, tak ada jawaban yang
didapatnya hanya selain perintah untuk melupakannya saja. Meski akhirnya Tina
berusaha mencari tahu dan menemukan jawaban atas segala pertanyaannya yang
selalu diabaikan oleh ayahnya itu. Sebenarnya, saya sudah bisa menduga twist
ini sejak pertama membaca backcover-nya. Dan tebakan saya benar. Hanya, saya
sangat salah dalam membayangkan reaksi yang muncul dari tokoh-tokoh yang
bersangkutan. Saya kira akan ada drama yang betul-betul drama, dalam artian,
real life drama yang seharusnya terjadi saat sebuah kenyataan mengejutkan
terungkap. Dan di sini, kesannya si Tina santai-santai saja menghadapinya.
Baginya, seolah mudah saja menerima kenyataan yang seperti itu (atau saya-nya
aja kali ya yang sukanya lari dari kenyataan dan mendramatisir,, wkwkwkwk).
Tapi intinya sih, novel ini bagus untuk para penggemar musik klasik, tapi juga
tak kalah menarik buat mereka yang nggak ngerti-ngerti amat tentang musik itu
dan sejarahnya, karena kita justru diajak berkeliling Jerman untuk mengetahui
jejak-jejak kehidupan komponis terkenal di dunia itu beserta karya-karyanya
yang luar biasa. Nambah pengetahuan banget kan? Keren banget saat sang penulis
bisa betul-betul menceritakannya dengan mendetail (kabarnya beliau juga
komponis musik multimedia yang mengagumi Bach). Membuat saya jadi kepingin
untuk mengunjungi Leipzig dan menyaksikan Festival Bach di sana (bukan buat
kuliah sih, tapi jalan-jalan aja | ngimpi aja lo! | siapa tahu jadi nyata kan
-_- ). Walaupun kisah-kisah yang melatarinya menurut saya agak
kurang greget dan memuaskan. Dan ada salah satu kutipan yang saya suka dan
dikatakan oleh Maria Tan.
‘…..
kesempatan sebetulnya tetap terbuka , tetapi kita tidak pernah tahu kapan hal
itu akan datang….. Peluang itu ada karena tentunya saya sudah siap untuk
menerimanya…’ hal.57
Mengajarkan kita untuk tak pernah menyerah dalam berusaha dan berlatih untuk
mengasah passion kita. Karena kita memang tak pernah tahu kan, kapan kesempatan
akan datang kepada kita. Dan disiplin dalam beratih juga membuat kita menjadi
siap dalam menerima kesempatan yang ada. Kita belajar dari Tina yang tak pernah
menyerah menggapai mimpinya dalam meraih pendidikan di negeri kelahiran komponis
favoritnya dan terus berlatih agar permainan selo-nya semakin mahir dan
memukau, sehingga ia bisa meraih satu lagi impiannya yang terbesar, yaitu
mengikuti Festival Bach. Dua bintang untuk novel kece ini .
Kamis, 17 November 2016
Sumber : https://storyofdeika77.wordpress.com/2014/08/20/prelude-nada-rahasia-cinta/