Rabu, 09 November 2016

Resensi Novel Polkadot Love Lebih dari Memilih Hati


Image result for novel polkadot love


Judul                       : Polkadot Love Lebih dari Memilih Hati                 
Penulis                    : Melia Love
Penerbit                  : Senja
Tahun Terbit           : 2014
Tebal Halaman        : 255 halaman
Harga                     : Rp 38.000,00

Novel ini adalah novel yang bertema romantis, yang membuat pembaca hanyut terbawa suasana. Di dalam novel ini pembaca juga disuguhkan dengan kisah-kisah lucu seputar tokoh. Di dalam novel ini dikisahkan bahwa ada seorang gadis SMA yang sangat tergila-gila dengan polkadot. Gadis cantik ini bernama Kara. Kara anak yang ramah, dia keturunan Swedia-Indonesia. Parasnya yang cantik dan semampai pastilah membuat cowok-cowok menyukainya. Namun, kebanyakan cowok disekolahnya mundur teratur karena tidak tahan dengan segala polkadotnya.
Kara terkenal dengan segala jenis bulatan, dari tas yang dipakai, pita rambut, jam tangan, juga kipas yang sering dibawanya.  Obsesi Kara atas segala jenis polkadot membuatnya suka dengan semua bentuk bundar-bundar ini, tidak hanya itu hampir semua benda yang dimiliki Kara pasti bermotif bintik-bintik, bulat- bulat, atau totol-totol.  Kara mempunyai sahabat bernama Dimas. Dimas memang sahabat Kara yang paling dekat, mereka bersahabat dari kecil. Dimas tak pernah mengeluh ataupun marah karena polkadotnya Kara. Mungkin sudah kebal, karena dari kecil ia melihat Kara seperti itu. Kara pernah berpacaran dan diminta cowoknya untuk menghilangkan hobinya itu, tentu saja Kara tak mau, bahkan rela putus untuk mempertahankan kesukaannya dengan polkadot. Gara-gara polkadotnya ini juga di sekolah Kara harus bermasalah dengan kakak seniornya yang bernama Lilan. Kara selalu di-bully oleh Lilan, meskipun kakak seniornya itu mengerahkan segala macam cara untuk merusak semua barang-barang polkadot Kara, namun Kara tak pernah takut dengan Lilan.
            Pagi  itu Kara berangkat lebih pagi dari biasanya, hati Kara berdebar-debar karena ia bertemu dengan seseorang murid baru yang sangat tampan, berkulit putih mulus layaknya anggota salah satu Boyband  Korea  yang melintas di hadapan Kara. Cowok itu bernama Jeremi. Entah mengapa Jeremi sangat ketakutan ketika bertemu dengan Kara, Jeremi seakan tidak berani membuka matanya dan berlari menjauhi Kara. Kara yang bingung segera masuk ke kelasnya. Hari demi hari berlalu, karena masih penasaran Kara selalu mencari tahu informasi yang berhubungan dengan  Jeremi, tak disangka ternyata Jeremi adalah sahabat dari Lilan. Berbagai cara telah dilakukan Kara untuk mendekati Jeremi. Kara membujuk Dimas agar membantunya mengumpulkan informasi mengenai Jeremi dengan berkenalan lebih dekat dengannya. Dimas bertanya dengan Jeremi mengapa ia selalu terlihat ketakutan ketika melihat Kara. Ternyata Jeremi mempunyai fobia kepada hal-hal yang berbau polkadot, dan ini dimilikinya sejak kecil.
Kara tidak kehabisan akal untuk mendekati Jeremi ia melepaskan barang-barang polkadotnya jika sedang berdekatan dengan Jeremi. Kara memang sangat menyukai Jeremi karena wajahnya yang sangat tampan. Namun Lilan selalu menghalanginya, Lilan tidak suka melihat kedekatan Kara dengan Jeremi. Kara memutar otaknya untuk meluluhkan hati Jeremi, ia tahu bahwa cinta yang tulus akan menerima seseorang yang dicintainya tanpa merubahnya menjadi orang lain. Karena itulah Kara berusaha dengan berbagai macam cara untuk menyembuhkan fobia Jeremi. Kara membawa Jeremi ke sebuah atap gedung pada malam hari untuk melihat indahnya cahaya lampu kota yang berbentuk bintik-bintik seperti polkadot. Awalnya Jeremi memang merasa ragu, tetapi  ternyata kali ini ia tidak merasa takut.
Namun hal itu tidak berlangsung sukses, Jeremi masih saja takut dengan bentuk-bentuk polkadot yang dimiliki Kara. Lilan yang selalu menenangkan Jeremi ketika fobianya itu kambuh. Lilan terlihat begitu lembut terhadap Jeremi. Kisah demi kisah telah terlewati, ternyata ada perasaan berbeda di hati Jeremi. Ternyata Jeremi menyukai Kara, ketika Jeremi ingin mengungkapkan perasaannya kepada Kara, konflik pun terjadi. Dimas yang sejak kecil menjadi sahabat Kara ternyata mencintai Kara dan Lilan yang sedari kecil menjadi sahabat Jeremi ternyata juga mencintai Jeremi. Kara menyadari bahwa Jeremi menyukainya hanya karena usaha Kara yang dengan tulus ingin mengobati fobia Jeremi. Dan Jeremi juga tersadar bahwa seseorang yang selama ini dengan tulus mencintainya adalah Lilan. Tak dapat dipungkiri perasaan yang selama ini tumbuh di hati Kara terhadap Dimas bukan sekedar sayang dari seorang sahabat namun lebih dari itu. Pada akhirnya tanpa disadari mereka menemukan cinta sejati masing-masing.Terkadang cinta itu memang butuh pengorbanan dengan melepaskan sesuatu yang telah dicintai lebih dulu. Tapi, terkadang juga tidak. . . .
Kelebihan dari novel ini adalah novel ini mengajarkan kita bahwa cinta yang tulus tak akan  pernah merubah seseorang yang dicintainya menjadi orang lain yang bukan dirinya. Dan persahabatan akan membuat hidup kita menjadi lebih berwarna. Novel ini membuat pembaca hanyut dalam cerita dan bahasanya yang mudah untuk dimengerti, begitu juga ceritanya yang jarang ditemui dan tidak mudah untuk ditebak. Novel ini juga ditulis dengan editing yang sangat ketat karena tidak ada satu pun kata yang salah ketik. Desain dan komposisi warna merah muda dan putih membuat buku ini terlihat cantik tidak hanya pada sampul buku, namun juga disetiap halaman yang membuat pembaca tertarik untuk membacanya.
Kelemahan pada novel ini adalah sesi ceritanya yang cukup panjang dan sedikit membosankan karena sebenarnya intinya hanya itu, namun diceritakan dengan kalimat yang panjang. Dan penggunaan kata serapan seperti gue atau lo yang sepertinya menunjukkan novel ini dikhususkan untuk remaja. Dominasi warna merah muda pada buku sepertinya kurang diminati oleh pembaca pria, karena sebagian orang menganggap warna merah muda identik dengan kaum perempuan.

Setelah membaca dan menganalisis, menurut saya novel ini menarik, layak untuk dibaca dan dipublikasikan kepada para pembaca. Tokoh-tokohnya dijelaskan dengan sangat baik dan jalan ceritanya jarang ditemui dan tidak mudah ditebak, pembaca seakan ikut terjun dalam dunia tokoh yang ada di dalamnya. Pesan yang ingin disampaikan oleh penulis dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca.



Rabu, 9 November 2016
https://resensibukupgsdupy.wordpress.com/2014/12/04/1329/

0 komentar:

Posting Komentar