
Judul Buku : Perfect Scenario
Penulis : Kezia Evi Wiadji
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 14 Sept 2015
Harga : Rp 55.000
Tebal : 280 hlm
Ukuran : 13 x 20cm
Cover : Softcover
ISBN : 978-602-03-2088-5
Available at: bukupedia.com
“Dengar ya, kita
harus pacaran!”
“HAH?”
“Mulai detik ini
lo pacar gue. Dan selama itu lo gak boleh jalan dengan cowok lain!”
“Eh, kamu
kesurupan ya, tiba-tiba ngomong aneh begitu?!”
“Gue sadar seratus
persen. Jadi, dengar—“
“Sori, aku nggak
mau!”
“Heh! Jangan ge-er
dulu. Gue sebenernya juga nggak mau pacaran sama lo. Tapi kali ini, mau nggak
mau, kita harus!”
***
Ajakan kencan ini akan membahagiakan Finda
seandainya ia menyukai Farel. Seandainya Farel bukan duri dalam dagingnya.
Seandainya Finda tidak menyukai Niko (teman baik Farel). Dan seandainya Farel
tidak sedang berkencan dengan Novi. Tetapi, ajakan kencan jauh dari romantis yang
disodorkan Farel ini harus diterima Finda karena mereka mempunyai tujuan yang
sama, yaitu membatalkan pernikahan orang tua mereka.
***
Diambang batas benci,
kudapati setitik rasa…
Untuk kalian yang mempunyai
musuh bebuyutan
Finda dan Farel. Dua tokoh yang berteman
sejak kecil ini bukanlah sahabat seperti kebanyakan orang yang telah menjalin
hubungan pertemanan sejak kecil. Tapi, hubungan yang terbangun antara mereka
sejak kecil adalah hubungan antara musuh dengan musuh. Yak, mereka adalah musuh
bebuyutan. Farel yang kebetulah pindah di sebelah rumah Finda, dan kemudian
keluarga mereka menjadi sangat dekat dengan keluarga Finda.
Kemudian, hubungan musuh bebuyutan itu
harus dilupakan sejenak demi mencapai keinginan bersama. Atau mungkin lebih
tepatnya ini adalah keinginan Farel seorang. Yap, Farel menginginkan dirinya
dan Finda untuk berkencan, dimana hal ini dilakukan karena ia tidak mau ayahnya
menikahi mama Finda. Padahal saat ini Farel sedang mengencani Novi, dan
diam-diam Finda juga menyukai teman baik Farel sendiri, yaitu Niko. Skenario
ini awalnya ditolak mentah-mentah oleh Finda. Sampai Farel mengemukakan alasan
yang akhirnya membuat Finda menyetujuinya. Awalnya rasa benci antara musuh dan
musuh itu masih menjadi warna dihubungan skenario mereka. Farel yang mengantar
Finda ke sekolah, Farel yang mengantar Finda pulang, dan Farel yang mengencani
Finda saat malam minggu, semua dilakukannya hanya untuk menunjukkan bahwa
skenario mereka nyata. Sampai akhirnya warna kebencian itu berubah semenjak
keluarga Farel dan keluaraga Finda pergi berlibur bersama. Mereka menjadi
sangat kompak. Tidak ada lagi protes dari Finda setiap Farel ingin menjemputnya
dan mengantarnya ke sekolah. Skenario inipun sedikit demi sedikit mulai
berjalan ke arah perfect. Namun, apakah benar akhir skenario ini akan memuaskan
kedua belah pihak? Lantas, apa juga alasan dibalik Farel yang tidak
menginginkan ayahnya menikahi mama Finda? Apakah skenario ini akan berhasil?
***
Namun tidak hanya kisah cinta mereka saja
yang menghiasi buku ini. Kisah kekeluargaan masing-masing tokoh juga menambah
keapikkan buku ini. Kisah favorite saya dalam buku ini adalah sewaktu keluarga
Farel dan Finda pergi berlibur bersama. Beberapa bab yang menjadi bahasan
liburan ini sangat saya nantikan. Bagi saya, kisah liburan ini adalah awal yang
membuat hubungan Farel dan Finda semakin menarik untuk dibaca. Setelah liburan
ini, kisah-kisah di tengah skenario mereka semakin menjadi.
“Fin, gue mau menyempurnakan skenario itu.
Lo mau ikut berperan di dalamnya, kan?” —
Farel to Finda (hlm 272)
Rabu, 9 November 2016
Sumber : https://twinieblio.wordpress.com/2016/03/16/resensi-perfect-scenario-by-kezia-evi-wiadji/
0 komentar:
Posting Komentar