Judul Buku : Pesan Cinta dari Turki
Penulis : Nindi Elis
Penerbit : Zettu
Tahun
Terbit : 2014
Tebal
Halaman : 208 halaman
Harga : Rp 45.000,00
Novel fiksi yang berjudul Pesan Cinta
dari Turki menceritakan tentang kisah cinta dan pendidikan seorang remaja yang
mempunyai segudang prestasi. Novel ini ditulis oleh Nindi Elis yang lahir di
Probolinggo, 15 Juli 1996. Sekarang dia studi di Universitas Hang Tuah Surabaya
Fakultas Ilmu Kedokteran.
Danisa Adelia Roslan, nama itu
terpampang indah di sebuah papan pengumuman yang mengumumkan kenaikan kelas di
sebuah sekolah SMA di Jakarta. Pemilik nama itu segera menerobos kerumunan yang
sedari tadi menyemut di depan papan berbentuk persegi panjang di sebuah sekolah
itu.
Ketika Danisa sudah sampai di depan
papan yang memuat kertas-kertas yang bertuliskan nama, nilai dan kelas mana
yang harus mereka tempati, ia mulai mencari namanya dan ternyata dia mendapat
rangking satu lagi. Danisa memang seorang siswa yang pandai dengan segudang prestasi
yang dia dapat, maklum saja kedua orang tuanya Pak Roslan dan Bu Nike sangat
mendukung pendidikan kedua anaknya yaitu Danisa dan kakak danisa yang bernama
Davi. Dia memang anak seorang yang sangat-sangat berada sehingga tidak sulit
untuk mengabulkan apa yang dia inginkan. Namun, Danisa tidak serta merta
menerima apa pun yang telah orang tuanya berikan. Dia selalu mengganti apa yang
mereka limpahkan dengan segudang prestasi yang dia raih.
Danisa mulai sibuk dengan hari-harinya.
Iya, sekarang jadwalnya sudah mulai padat, les sana-sini dan tugas yang
menumpuk. Membuatnya tak lagi sesering dulu eksis di dunia maya facebook yang
mempertemukan dia dengan cinta pertamanya yang bernama Riko dan Riko pada
akhirnya menjadi kekasih Danisa.
Suatu hari Danisa, Kak Davi dan Ibu Nike pergi ke Bandara Soekarno Hatta untuk
menjemput Ayah Danisa Pak Roslan yang baru pulang dari Turki. Tiba-tiba Danisa
terpana melihat pemandangan di depannya. Seorang cowok dengan kemeja putih dan
celana selutut itu menggandeng seorang cewek muda yang kira-kira satu tahun
lebih tua di atasnya. Cowok yang selama ini sangat jarang menemuinya bahkan
menghubunginya dengan alasan sibuk kuliah dan banyak tugas. Ternyata dia malah
asik jalan berdua dengan cewek lain. Dia tidak percaya jika orang yang tiga
tahun terakhir ini dianggap layaknya malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk
menemani masa remajanya ternyata seorang lelaki bermuka dua yang sangat kasar.
Davi merasa tidak terima dengan perlakuan Riko terhadap adik satu-satunya, Davi
meninju di seluruh wajah Riko. Tiga hari sudah kejadian itu berlalu. Namun,
Danisa tidak mau bersekolah, semangat hidupnya seolah-olah terenggut begitu
saja. Danisa bagaikan raga tanpa jiwa, dia selalu menatap dengan tatapan
kosong. Davi, Pak Roslan, Rasti bahkan ibunya berusaha membujuk Danisa supaya
mau makan dan tidak berlarut dalam kesedihan. Dan setelah acara bujuk membujuk
beberapa hari yang lalu itu, kehidupan Danisa kembali pada sedia kala. Dia
melanjutkan sekolahnya lagi. Dia ingin membuat Riko menyesal karena telah
meninggalkannnya. Entah kenapa Danisa tergiur untuk mencicicpi sesuatu yang
baru, dia mencoba memakai bedak dan sejeninya supaya kelihatan lebih cantik
dari sebelumnnya, padahal tanpa bedak pun dia sudah cantik.
Ujian akhir nasional akhirnya tiba
juga. Danisa berkonsentrasi penuh dengan lembaran-lembaran soal di hadapannya.
Dia sudah sangat yakin jika dia sudah melakukan yang terbaik untuk papa, bunda,
dan kakaknya apapun itu hasilnya nanti. Dia sama sekali tak berminatdengan
perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Setelah ujian akhir nasional, hari yang
menegangkan sekaligus yang ditunggu-tunggu itupun tiba. Dengan siap Danisa dan
Rasti berlari menuju papan pengumuman. Nama Danisa Adelia Roelan bertengger di
atas sendiri, itu artinya dia mendapat juara di sekolahnya. Danisa sangat
bersyukur. Danisa pulang dan member tahu bundanya. Ternyata Danisa juga menjadi
juara Nasional. Tapi keinginan Danisa untuk melanjutkan perguruan di luar
negeri sepertinya gagal kareana papa Danisa menyuruh Danisa kuliah di UI
ngikutin jejak Mas Davi. Dia terkejut mendengar itu. Dia hanya bisa mengangguk
pasrah. Tak ada yang bisa dia lakukan kecuali menurut. Akhirnya dia ikut tes
SNMPTN.
Seminggu terakhir itu Daniasa sibuk menjelajahi belantara dunia maya. Namun,
dia sudah bukan maniak facebook melainkan twitter. Ber-mention-mention ria dengan teman-temannya. Ketika sedang di depan laptop
tiba-tiba Bundanya memanggil. Ternyata Papa Danisa yang sedang di Turki
menelepon menyuruh Danisa pergi ke Turki buat liburan nunggu masuk kuliah.
Danisa pun mau.
Di dalam kamarnya dia membuka laptopnya
kembali. Dia menulis sesuatu di twitter-nya. “I must go to Turkey tomorrow… ooh I’m not believe it.” Dia langsung mengklik kotak dengan tulisan twitt. Dia melihat
seseorang yang tak dikenalnya menulis mention untuknya. “welcome to my country.. I’m interest with you… And I hope I can see you in here.” Dia membuka profil sang pemilik mention. Ternyata dia seseorang
berkebangsaan Turki, dia tinggal di Istanbul yang bernama Zarif Mohammad.
Matahari belum mengintip, keluarga
Roslan sibuk dengan keberangkatan Danisa yang pesawatnya akan berangkat pukul
5:13. Setelah perjalanan berjam-jam, Danisa sampai juga di Istanbul Ataturk
Airport Internasional Terminal yang terletak di Yasilkoy, Istanbul, Turki.
Danisa membeli kahfe atau kopi khas Turki di kedai makanan khas Turki. Danisa
menghampiri kursi yang tersedia, namun hanya beberapa langkah dia berjalan, ia
mengalami benturan yang sangat keras dan membuat tubuhnya sempoyongan. Danisa
segera beranjak dari jatuhnya dan mengejar sososk yang tidak bertanggung jawab,
dia sosok dengan kacamta hitam serta jamper hitam yang kupluknya menutupi
kepalanya. Danisa memaki-maki orang itu. Dia hampir berteriak katika tangannya
di tarik ke dalam mobil oleh laki-laki itu. Dia membawa Danisa ke apartemen dan
menyeretnya menuju lantai empat dan dibawa masuk ke kamar nomor 425. Mereka
berdua masuk, alangkah terkejutnya Danisa melihat laki-laki itu sosok tinggi
yang agak kurus, bermata lebar, hidung sangat mancung, bulu mata yang lentik,
kulitnya putih dan rambutnya potongan ala anak muda zaman sekarang. Dia bernama
Halcin. Danisa timggal berhari-hari di apartemen Halcim, karena dia tidak tau
di mana Ayahnya tinggal, mau menghubungi tapi hpnya tertinggal di bandara
bersama kopernya. Setelah beberapa hari Danisa tinggal bersama Halcin dan
banyak kejadian-kejadian indah yang mereka alami, Danisa memiliki sedikit
perasaan pada laki-laki yang bernama Halcim itu. Satu minggu berlalu bersama
Halcin, Danisa menelpon Bundanya dan menyuruh Papanya untuk menjemput dia di
dekat taman Kota Istanbul. Ahkirnya Danisa di jemput Kak Davi dan dibawa ke
apartemen Papanya. Setelah tiga hari di apartemen Papanya, Danisa dan Davi kembali
ke Jakarta. Setelah kepulangannya dari Turki Danisa semakin dekat dengan sosok
Zarif Mohammad yang dikenalnya lewat twitter.
Hari berganti hari Danisa lalu di
Jakarta, akhirnya Danisa meninggalkan jurusan kedokteran UI, karena orang
tuanya sudah mengizinkan dia untuk malanjutkan studinya di luar negeri. Danisa
memilih untuk bergabung di Fakultas Desain di salah satu Universitas di Italia.
Danisa telah kembali dengan seribu
mimpi yang telah ia genggam, setelah studinya di Itali selesai. Masa depan
Danisa sudah di depan mata, karir yang cemerlang akan segera ia miliki. Danisa
membuka butik yang sudah disiapkan matang oleh orang tuanya, dan dia menjadi
desainer di butiknya itu.
Kebahagiaan lain datang, akhirnya
Danisa bertemu kembali dengan laki-laki yang bernama Zarif Mohammad yang dia
kenal lewat twitter ternyata dia adalah Halcin penyanyi berkebangsaan Turki
asli yang pernah bertemu dengannya beberapa tahun lalu di Turki dan yang sangat
Danisa rindukan.
Kelebihan buku ini adalah ceritannya
menarik dan bisa menginspirasi para pembaca, jalan ceritanya mudah dipahami
karena antara judul yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan, desain
bukunya bagus dan keterbacaan tulisannya jelas sehingga pembaca tidak cepat
bosan ketika membaca. Novel ini memiliki pesan yaitu mengajarkan kita untuk
lebih mengutamakan pendidikan demi membahagiakan kedua orang tua yang telah
membesarkan kita dan memberikan kehidupan yang serba berkecukupan. Sedangkan
kekurangan dari buku ini adalah masih ada beberapa penulisan kata yang salah,
ada beberapa kata yang sulit dimengerti pembaca seperti kata, skakmak, bokis,
dll. Penulis terlalu sempurna dalam menggambarkan tokoh-tokoh yang ada dalam
cerita, sehingga cerita terlalu monoton karena tidak ada klimaks dari konflik
di dalam cerita itu. Konflik yang diangkat oleh penulis melalui novel ini
sangat sederhana, belum bisa menimbulkan rasa penasaran pembaca.
Setelah membaca novel ini diharapkan
pembaca dapat terinspirasi dan bisa mengambil nilai positif dari sosok tokoh
utama yang bernama Danisa. Selain itu, pembaca juga dapat mengambil hikmah dari
kejadian yang dialami Danisa dengan Riko, di mana kita jangan mudah terpengaruh
dan percaya dengan orang yang baru kita kenal lewat jejaring social. Pembaca
juga diharapkan untuk tidak mengecewakan kedua orang tua yang telah rela
melakukan apa pun demi anaknya hanya karena masalah yang sederhana seperti
patah hati. Sebagai orang tua tidak boleh terlalu mengekang anaknya, seharusnya
orang tua memberikan dukungan atas pilihan yang diambil anaknya akan tetapi
anak harus bertanggung jawab dengan apa yang dia pilih.
Senin, 19
Desember 2016
Sumber : https://resensibukupgsdupy.wordpress.com/2014/12/04/resensi-novel-pesan-cinta-dari-turki-2/
0 komentar:
Posting Komentar